Minggu, 11 Desember 2011

Pelayanan Publik di Indonesia


PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
Oleh : Endarto
(Widyaiswara badan Diklat Provinsi Banten)

PENDAHULUAN
Berbicara mengenai pelayanan publik di Indonesia bagaikan mengurai benang kusut. Barangkali bukan lagi kita bertanya : Kapan pelayanan publik kita semakin baik? Tetapi pertanyaan sudah berubah menjadi menjadi setengah keputusasaan : Masihkah ada harapan untuk perbaikan pelayanan publik ? Dan jawabannya adalah Wallahu a’lam bisawwab (hanya Allah yang tahu).
Yah, bukan mengada-ada, upaya perbaikan pelayanan publik sama susahnya dengan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan sejak anak di didik di sekolah, Pendidikan Moral Pancasila dengan P4nya telah dijejalkan sejak SD, di perguruan tinggi ada jurusan Pemerintahan dan Administrasi Publik bahkan ada sekolah khusus pemerintahan seperti APDN yang berubah menjadi STPDN, juga Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) bahkan IP lulusannyapun tinggi-tinggi.
Ketika menjadi pegawai negeri, untuk menjadi PNS penuh sudah dilakukan Prajabatan yang salah satu diantara mata ajarnya adalah Pelayanan Prima. Belum berbagai Diklat yang diselenggarakan oleh berbagai instansi di pusat dan daerah dalam rangka meningkatkan kapasitas dan peningkatan kinerja PNS. Setelah lulus Prajabatan dan setiap menduduki jabatan baru mereka diambil sumpah dan tiap bulannya setiap tanggal 17 juga melakukan upacara dengan selalu mengikrarkan Panca Prasetya KORPRI. Mereka juga memiliki aturan dasar yaitu Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tertuang dalam PP No.30 tahun 1980. Tetapi  semuanya seolah tanpa bekas dan pelayanan publikpun tetap amburadul.
Berbagai peraturan berikut “reward  and punishment”nyapun telah dibuat, bahkan selalu diperbaharui oleh pejabat yang baru khususnya  Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Bahkan dalam rangka itu, saat ini kementerian PAN telah berubah menjadi Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Mungkin semua itu terjadi karena sikap mental (Mind Set) yang telah terbentuk ratusan tahun sejak nenek moyang kita dan jaman penjajahan. Bahwa Raja dan pejabat kerajaan adalah orang-orang yang harus selalu dihormati dan dilayani rakyatnya, bukan melayani.  Dan pada jaman penjajahan, penjajah Belanda dan para pegawainya adalah orang yang asal perintah dan hidupnya bermewah-mewah diatas penderitaan rakyat. Oleh karena itu ketika kemerdekaan tiba, banyak orang tua yang bermimpi dan mendorong anaknya sekolah agar kelak menjadi pegawai yang hidupnya enak, gajian tiap bulan, dihormati dan bisa memerintah orang-orang serta terpandang dalam masyarakat.
Nah, ketika jaman dan tuntutan berubah dimana paradigma Pegawai Negeri tidak lagi sebagai pihak yang selalu dilayani tetapi melayani,  karena paradigma lama sudah terlanjur mendarah daging maka sangatlah sulit untuk berubah.
Ini dapat kita saksikan dan  rasakan bagaimana ketika kita mengurus KTP, KK, SIM, STNK, Akta Kelahiran,  Sertifikat Tanah, Ijin Usaha, pelayanan Rumah Sakit dan urusan lainnya seolah dipersulit, lama dan menghabiskan banyak biaya. Padahal yang mewajibkan kita memiliki surat-surat penting itu adalah pemerintah, tetapi pemerintah sendiri yang mempersulit kepengurusannya. Mungkin benar pameo yang sering kita dengar, bahwa prinsip kerja mereka adalah“ Kalau bisa dipersulit kenapa mesti dipermudah” dan “ Kalau bisa bayar kenapa mesti gratis ”. Seharusnya dengan paradigma baru, maka kepentingan masyarakat harus dilayani dengan mudah, cepat dan murah. Karena PNS digaji dari uang rakyat, maka sepantasnya mereka memberikan pelayanan terbaik buat rakyat.

TUNTUTAN PERBAIKAN
            Pelayanan Publik memiliki implikasi kedalam dan keluar negeri. Ke dalam negeri sangat terkait dengan kehidupan politik kita. Buruknya pelayanan publik dapat mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Krisis kepercayaan ini dapat teraktualisasi dalam bentuk protes dan demonstrasi yang cenderung tidak sehat bahkan anarkis yang menunjukkan kefrustasian publik terhadap pemerintahnya. Bahkan pada ujungnya dapat memicu mereka untuk menurunkan pemerintahan yang syah.
            Sedangkan implikasi keluar negeri adalah terkait daya tarik investasi di negara kita. Dengan citra pelayanan publik yang buruk termasuk adanya pungli oleh oknum-oknum tertentu ditambah infrastruktur yang rusak, maka para investor akan menjauh dari Indonesia. Belum terkait pengurusan ijin usaha yang berbelit, memakan waktu berbulan-bulan serta berbiaya tingi. Mereka ingin segala urusannya lancar, dengan biaya yang murah serta proses perijinan yang cepat. Akibatnya banyak investor yang tidak jadi menanamkan modalnya di Indonesia atau memindahkan usaha ke negara lain, padahal semakin banyak mereka membuka usaha di Indonesia akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap, pengangguran berkurang, pendapatan rakyat naik, ada pemasukan terhadap kas negara sehingga  pertumbuhan ekonomi kita menjadi lebih cepat.
Selama ini kita dikenal sebagai negara yang kurang menarik bagi investor, menurut survey International Finance Corporation (IFC), sebuah lembaga di bawah Bank Dunia pada tahun 2008, Indonesia menduduki peringkat 123 dari 178 negara yang di survei. Sementara negara-negara tetangga kita seperti Singpura menempati ranking 1, Australia 9, Thailand 15, Malaysia 24, dan Vietnam 91. Sungguh ini sangat memprihatinkan.
Oleh karena itu, perbaikan pelayanan publik mutlak diperlukan agar image buruk masyarakat terhadap pemerintah dapat diperbaiki, ini sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah kita, tetapi mungkin karena terlalu tambunnya birokrasi kita dengan paradigma lama yang susah berubah ditambah dengan luasnya wilayah sehingga menyulitkan dalam pengawasan dan evaluasi, maka semua peraturan itu mentah di lapangan.
Pada Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 pemerintah menetapkan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan 9 sasaran utama yaitu :
1.      Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha.
2.      Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dalam kegiatan pelayanan.
3.      Melakukan deregulasi, debirokratisasi dan privatisasi untuk menghilangkan berbagai hambatan dalam pelayanan publik.
4.      Meningkatkan penerapan sistem merit dalam pelayanan.
5.      Memantapkan koordinasi dalam pelayanan.
6.      Mengoptimalkan penggunaan ICT dalam pelayanan publik.
7.      Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.
8.      Mengembangkan partisipasi masyarakat, khususnya di wilayah kabupaten/kota dalam kegiatan perumusan program dan kebijakan layanan publik.
9.      Mengembangkan mekanisme pelaporan kinerja pelayanan publik.

Sungguh indah dan menyeluruh program di atas, tetapi sekali lagi, semua itu akhirnya kandas di implementasinya.

CONTOH KEBERHASILAN
            Mungkin tidak semua program pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik tidak berhasil. Ada beberapa yang sudah mengalami perbaikan walaupun belum maksimal. Contohnya pelayanan di bank-bank milik pemerintah yang mulai meniru gaya pelayanan bank swasta sehingga pelayanannya lebih baik. Para pegawainya juga tampil ramah, sopan, rapi, murah senyum dan menunjukkan itikad untuk melayani pelanggan dengan baik.
            Selain itu di era Otonomi Daerah ini ada berbagai inovasi dalam pelayanan publik terutama yang berhasil dikembangkan oleh beberapa kabupaten dan kota di Indonesia, seperti :
1.      Kabupaten Sragen : Mengembangkan e-government sampai tingkat kecamatan, menerapkan layanan “drive-thru” untuk pembayaran pajak STNK.
2.      Kabupaten Karanganyar : Menciptakan LARASITA (Layanan Rakyat Administrasi Pertanahan) yaitu sistem layanan “mobile” untuk keperluan layanan pertanahan.
3.      Kabupaten Jembrana : Mampu menaikkan PAD dari Rp.1 miliar tahun 2001 menjadi Rp.11, 2 miliar tahun 2006, mulli 2001 membebaskan SPP sejak SD sampai SMU, memberi subsidi asuransi kesehatan masyarakat, subsidi dan pembebasan PBB untuk lahan sawah, kartu pegawai gratis sekaligus sebagai ATM dan penghematan APBD sampai 50%.
4.      Kota Solok : Reformasi birokrasi dengan penggabungan beberapa dinas, peningkatan pendapatan pegawai, pelayanan terpadu, menerbitkan Perda Etika Pemerintahan Daerah dengan melibatkan tokoh masyarakat.
5.      Kabupaten Lamongan : Pembuatan Sistem Administrasi Kependudukan,  pelayanan akte catatan sipil melalui layanan jemput bola serta pembuatan Lamongan Integrated Shore-Base.
6.      Kabupaten Pare-Pare : Pembentukan UPT-SINTAP (Unit Pelayanan Terpadu Sistem Pelayanan Satu Atap) untuk perijinan daerah Kota Pare-Pare.
7.      Kota Balik Papan : Program pro-poor budgetting dengan mengalokasikan anggaran minimal 2,5% untuk penanggulangan kemiskinan, pelayanan gratis bagi keluarga miskin dengan menggunakan KTP Gakin, pelimpahan wewenang Walikota kepada Kepala Kantor Catatan Sipil dalam urusan administrasi kependudukan.
8.      Dll.

PENUTUP
            Nah, dari uraian di atas tergambarkan dengan jelas bahwa sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki pelayanan publik, walaupun sebagian besar belum berhasil. Tetapi beberapa bukti juga menunjukkan bahwa kalau digarap secara serius maka perbaikan pelayanan publik juga dapat dilaksanakan seperti pada beberapa kabupaten dan kota yang disebutkan di atas. Nampaknya yang tampak paling dominan dalam perbaikan pelayanan publik di daerah ini adalah kemauan keras dari kepemimpinan  daerah. Maju-mundurnya daerah dalam sistem Otonomi Daerah saat ini tergantung dari inovasi dan kreatifitas Kepala Daerah.
            Oleh karena itu daerah lain yang belum mengalami perbaikan dalam pelayanan publik perlu belajar pada daerah-daerah di atas dengan melakukan studi banding. Juga dalam Diklat bagi Kepala Daerah baru yang diselenggarakan Kemendagri, para Bupati/Walikota unggulan seyogyanya dijadikan Narasumber dalam Diklat tersebut. Hal ini disamping menjadi kebanggan bagi mereka, juga akan menjadikan para Kepala Daerah lain malu kalau mereka tidak bisa berbuat apa-apa selama memimpin. Apalagi bagi mereka yang ingin terpilih kembali dengan suara mayoritas tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar  seperti Gubernur Gorontalo Fadel Mohamad (mantan), Walikota Tangerang Wahidin Halim dan Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) yang dikenal sebagai pemimpin yang merakyat dan banyak melakukan terobosan dalam pelayanan publik.
Maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali bekerja keras memperbaiki pelayanan publik dan memajukan daerah. Jadi, kalau mereka tidak berbuat banyak selama memimpin, maka kehadiran mereka sebagai pemimpin disitu tidak ada artinya, dan mereka tidak akan dikenang dalam sejarah. Lebih-lebih bagi mereka yang sudah tidak berprestasi malah melakukan korupsi besar-besaran seperti yang terjadi di banyak daerah di Indonesia. Sungguh manusia tidak berguna..........

Selasa, 27 September 2011

PELUANG USAHA DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN


PELUANG USAHA DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
Oleh : Endarto S.Pd (Staf KP3K)


            Tidak bisa dipungkiri, Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia tidak bisa lepas dari kehidupan laut dan ikan. Sejak jaman dahulu, nenek moyang kita dengan perahu dan kapal tradisional telah mulai menjelajah laut untuk mencari penghidupan. Tidaklah heran sampai ada lagu ”Nenek Moyangku Seorang Pelaut” yang menggambarkan keberanian mereka mengarungi samudera walaupun dengan peralatan yang masih terbatas. Tidak hanya itu, di daratanpun mereka memburu ikan dari danau, sungai, rawa dan secara sederhana mulai membudidayakan ikan dengan membuat kolam atau empang.
Memang, dunia kelautan dan perikanan, disamping bidang pertanian dari dahulu sudah memberikan penghidupan bagi umat manusia. Apalagi pada saat ini, dimana jumlah umat manusia semakin banyak dan semua butuh makan dan memenuhi kebutuhan lainnya. Dunia kelautan dan perikanan merupakan ruang usaha yang sangat luas dan menjanjikan bagi manusia untuk mencari nafkah disamping sektor-sektor lainnya. Terlebih lagi di jaman modern ini, dari hulu sampai hilir, sudah terjadi modernisasi dan diversifikasi produk di bidang ini. Sehingga peluang usaha di sektor ini makin luas, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

A. TAHAP  PRODUKSI
  • USAHA PENANGKAPAN
Usaha penangkapan merupakan usaha utama yang dilakukan oleh para nelayan kita, mereka tinggal mengambil apa yang sudah ada di alam. Penangkapan dapat dilakukan di laut maupun perairan umum seperti danau, bendungan, rawa atau sungai. Mereka tinggal menangkap ikan dengan modal kapal, bahan bakar, alat tangkap, bekal, box ikan, umpan dan kelengkapan lainnya. Untung dan ruginya tergantung jumlah tangkapan yang mereka dapatkan.
  • BUDIDAYA IKAN
Selain menangkap ikan di alam. Ada usaha lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ikan yaitu dengan budidaya baik itu budidaya ikan air tawar, air payau, budidaya laut ataupun ikan hias. Budidaya ini dapat berupa pembenihan maupun pembesaran ikan. Ada banyak ikan bernilai ekonomis tinggi yang dapat dibudidayakan agar hasilnya lebih menguntungkan seperti patin, gurameh, bandeng, udang, kerapu, lobster dan lainnya. Khususnya ikan hias di Indonesia ini juga terdapat banyak jenis ikan baik ikan hias air tawar maupun ikan laut yang terkenal dan bernilai tinggi.
  • BUDIDAYA NON IKAN
Budidaya non ikan ini diantaranya adalah kerang, mutiara, rumput laut, kepiting dan lainnya.

B. PENGOLAHAN TRADISIONAL
Usaha pengolahan ikan secara tradisional sudah dilakukan oleh masyarakat kita diantaranya adalah pembuatan ikan asin, ikan asap, pindang, otak-otak, dan pembuatan kerupuk ikan. Hal ini dilakukan selain untuk menampung tangkapan ikan yang melimpah juga untuk menaikkan nilai ekonomi agar dengan sentuhan ini harganya menjadi lebih mahal. Pembuatan ikan asin yaitu dengan melakukan penggaraman, pembuatan ikan asap/selai dilakukan dengan pengasapan, sedangkan pindang yaitu dengan perebusan.

C. PENGOLAHAN MODERN
Pengolahan modern semakin berkembang dengan ditemukannya berbagai teknologi pengolahan dan diversifikasi produk baik yang diadopsi dari luar negeri maupun dari hasil kreatifitas anak negeri. Jenis-jenis pengolahan modern ini adalah Bandeng Presto, Bakso Ikan, Surimi, Nuged, Abon, Fillet, Ikan Kaleng, Sosis, Tepung Ikan, Minyak Ikan, Ikan Crispy, dan masih banyak lagi.

D. USAHA TERKAIT LAINNYA
  • PENJUALAN IKAN SEGAR
Penjualan ikan segar ini dilakukan oleh para pedagang ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Mereka tinggal membeli ikan dari para nelayan dan pembudidaya ikan dan menjualnya begitu saja tanpa melakukan proses pengolahan.
  • USAHA PENGANGKUTAN/DISTRIBUSI
Usaha ini masih terkait erat dengan perdagangan ikan segar baik itu dengan menyediakan /menyewakan truk, mobil box, bak terbuka maupun jenis angkutan lainnya.
  • RUMAH MAKAN / RESTORAN IKAN
Usaha ini belakangan semakin berkembang. Baik itu dengan menyediakan berbagai masakan ikan laut atau Seafood maupun ikan air tawar. Modalnya adalah tempat yang nyaman, masakan yang lezat serta pelayanan yang memuaskan maka pengunjung akan terus datang dan selalu mengingat restoran kita.
  • PEMANCINGAN
Usaha pemancingan juga terus bermunculan bak jamur di musim hujan. Ada beberapa model pemancingan yang semua tujuannya adalah memanjakan dan memuaskan para hobiis mancing dan para pecinta ikan.
  • WISATA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Wisata ini terutama ada di daerah pantai yang biasanya dilengkapi dengan wisata kuliner, hotel, kapal wisata/pesiar, speedboat, motorboat, selancar, diving and snorkeling. Untuk di non-pantai biasanya dipadukan antara kolam-kolam, penginapan dan restoran ikan serta fasilitas wisata lainnya.
  • BISNIS ALAT PERIKANAN
Bisnis ini bisa dari skala besar maupun  skala kecil, misalnya perusahaan kapal, perahu, jaring, berbagai alat tangkap, fishfinder, pancing, mesin kapal, coolbox, dan lainnya.
  • BISNIS PAKAN DAN OBAT IKAN
Lahan bisnis ini juga sangat menjanjikan yaitu dengan pembuatan berbagai jenis pakan ikan terutama untuk para pembudidaya juga obat ikan yang sangat mereka butuhkan ketika ikan-ikan terserang penyakit.
  • BISNIS IKAN HIAS
Seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya kebutuhan akan hiburan dan rekreasi, bisnis ikan hias juga terus berkembang baik lokal maupun internasional. Komoditinya adalah ikan hias air tawar maupun air laut. Bisnis ini juga membuka peluang usaha pembuatan aquarium dan pernak-perniknya.
  • EKSPOR DAN IMPOR
Nah yang ini sebenarnya sama dengan pedagang ikan tetapi ini levelnya internasional dan biasanya dalam skala besar, baik itu dengan mengimpor maupun mengekpsor ikan.
  • SOUVENIR
Souvenir dari sektor kelautan dan perikanan ini terutama adalah mutiara yang berasal dari kerang mutiara, berbagai produk dari kerang,  karang laut, pasir dan batu-batuan laut yang dibuat sedemikian rupa sehingga sangat elok untuk dipandang.
Demikianlah berbagai usaha disektor kelautan dan perikanan yang dapat menjadi lahan bagi anda yang ingin terjun bisnis di sektor ini. Sudah tentu masih ada beberapa jenis usaha yang belum diuraikan disini. Apabila ditekuni dan dilakukan dengan kesungguhan hati maka usaha-usaha tersebut akan menguntungkan buat anda. Dan kita selaku dinas yang mengurusi masalah tersebut juga harus bekerja keras membina masyarakat kita untuk berusaha di sektor ini sehingga dunia kelautan dan perikanan di Provinsi Banten akan terus berkembang.***2010

MENGEMBANGKAN WISATA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL


MENGEMBANGKAN WISATA PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL

Oleh : Endarto, S.Pd



Hampir di semua wilayah baik di dalam maupun di luar negeri, daerah pantai menjadi tempat favorit untuk berwisata. Beberapa tempat di Indonesia telah berkembang dan terkenal sebagai tempat wisata, diantaranya adalah Pantai Sanur, Kute dan Tanah Lot di pulau Bali, Bunaken di Sulawesi Utara, Pangandaran dan Pelabuhan Ratu di Jawa Barat, Kepulauan Raja Empat di Papua Barat, Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Kakaban (Derawan) di Kalimantan Timur, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Gili Terawangan, Gili Air dan Gili Meno di NTB dan masih banyak lagi.

Di Provinsi Banten sendiri dari dahulu Kawasan Pantai Anyer telah terkenal sebagai daerah tujuan wisata baik bagi masyarakat Banten maupun Jakarta dan sekitarnya. Selain Anyer, kawasan lainnya yang berkembang menjadi tujuan wisata yaitu kawasan Carita, Labuan dan Tanjung Lesung di Panimbang. Andalan wisata lainnya adalah Taman Nasional Ujung Kulon termasuk Pulau Peucang dan Panaitan. Selain itu Pelabuhan Binuangeun juga telah lama menjadi tujuan bagi para hobiis mancing di laut bebas. Sedangkan untuk wisata pulau baru satu pulau yang sudah dikenal yaitu Pulau Umang di Kecamatan Sumur, Pandeglang.

Kemudian obyek apa saja di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang bisa kita tawarkan ?

  1. Wisata Pantai
Daerah pantai terutama yang berpasir dengan topografi yang landai menjadi tempat favorit buat wisatawan. Disana mereka dapat mandi, bermain pasir, berenang, bahkan berselancar dan sebagainya.  Apalagi bila didukung oleh sarana wisata seperti penyewaan speedboat, motorboat, perahu wisata, surf board, ban untuk berenang dan lainnya. Selain kawasan Anyer dan sepanjang Selat Sunda, daerah Banten Selatan juga memiliki daerah wisata yang indah seperti di pantai Binuangeun, pantai Bayah, Sawarna dan terutama pantai Bagedur. Namun karena jaraknya yang jauh, sarana jalan yang kurang bagus serta sarana transportasi yang belum mendukung maka belum banyak dikunjungi oleh wisatawan.

2.   Wisata Selam dan Selancar
Di daerah dengan kondisi laut yang tenang, dengan terumbu karang, padang lamun  dan seagrass yang masih bagus menjadi tempat favorit untuk menyelam (diving dan snorkeling). Disini wisatawan dimanjakan dengan keindahan bawah laut baik terumbu karang maupun berbagai jenis ikan termasuk ikan hias di dalamnya. Di Banten ini tempat yang cocok untuk wisata model ini adalah kawasan Karang Gundul di Kecamatan Panimbang dan Pulau Bedul di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang. Bahkan pada beberapa kali peringatan HUT RI, DKP Banten dan  organisasi selam di Banten melakukan pengibaran bendera di bawah laut untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan tersebut. Pantai Selatan dengan ombak yang besar seperti di Bagedur juga cocok dikembangkan sebagai tempat wisata khususnya selancar bagi para hobiis olahraga jenis ini.

3.   Wisata Kuliner
Daerah Muara Baru dan Muara Angke di Jakarta Utara telah berkembang menjadi tujuan wisata kuliner khususnya makanan serba ikan atau Seafood. Di Banten kita baru punya Pantai Dadap di Tangerang Utara untuk tujuan wisata kuliner. Ke depan kita ingin daerah lainnya juga bekembang sebagai lokasi wisata kuliner Seafood seperti di Pelabuhan Karangantu, Labuan, Binuangeun dan lainnya. Disana, dengan pemandangan pantai yang indah dan diiringi angin yang sepoi-sepoi kita dapat berpesta ikan sepuasnya dengan berbagai masakan yang dapat memanjakan lidah kita.



  1. Wisata Mangrove

Kawasan Mangrove yang ditata sedemikin rupa akan menjadi daya tarik wisata tersendiri. Pohon mangrove yang hijau dan rindang dengan daun-daun yang menjuntai ke laut sangatlah indah untuk dinikmati. Apalagi bila didukung dengan sarana wisata pendukung seperti jalan setapak (jogging track), menara pandang atau perahu-perahu wisata, akan sangat dinikmati oleh wisatawan. Contoh yang sudah eksis dan dikenal luas adalah Mangrove Informatian Centre (MIC) di Bali yang sudah banyak dikunjungi wisatawan karena keindahannya dan sudah dilengkapi berbagai sarana pendukung terkait mangrove. Di Banten ini kita bercita-cita dapat membuat obyek wisata yang sama misalnya di sekitar Pulau Burung di Teluk Banten karena mangrove disana masih cukup bagus.


  1. Wisata Mancing

Mancing di laut merupakan keasyikan tersendiri bagi para hobiis mancing. Ganasnya ombak, teriknya matahari dan kesabaran menunggu ikan menyapa kail merupakan tantangan tersendiri, dan puncak kenikmatannya adalah ketika melakukan straight yaitu ketika ikan besar nyangkut di kail maka dengan sekuat tenaga dan luapan kegembiraan ikanpun ditarik  ke kapal dan akhirnya……ikan besarpun menggelepar-gelepar di geladak kapal. Wisata mancing ini telah berkembang lama di Banten yaitu di Pelabuhan Binuangeun di Banten Selatan. Dari sinilah para hobiis mengawali petualangan mereka mengarungi Samudera Hindia yang masih menjanjikan ikan-ikan besar. Berbagai perlombaaan mancing telah dilaksanakan disini. Adapun para pemancingnya terutama berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Memang tempat ini cukup jauh untuk dijangkau, akan tetapi ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan hasil mancing yang masih menjanjikan ikan-ikan besar daripada mancing di Laut Jawa yang sudah overfishing. Nah bagi anda yang belum mencoba silahkan datang ke Binuangeun sewa kapal dan….go ke laut lepas.

  1. Wisata Pulau

Pulau–pulau kecil dengan pantai yang indah serta alam yang menawan akan menjadi daya tarik tersendiri. Contoh yang sudah ada adalah Pulau Umang di Kecamatan Sumur, Pandeglang. Pulau ini telah dilengkapi dengan hotel, kapal penyeberangan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Pulau ini sudah lama dikenal baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain itu juga ada Pulau Peucang dan Panaitan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan konservasi dimana wisatawan dapat melakukan penelitian atau sekedar meihat-lihat hutan alam dan berbagai binatang yang masih ada seperti badak, monyet, kijang, banteng, buaya dan lainnya. Pulau burung di Teluk Banten juga tidak kalah menarik karena disana singgah dan bermukim ribuan burung air. Kawasan Gunung Krakatau juga menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan untuk melihat gunung fenomenal yang pernah meletus tahun 1883 itu.


  1. Wisata Konservasi
Wisata jenis ini akan sangat diminati oleh para pecinta alam sejati. Disini wisatawan tidak hanya menikmati keindahan obyek wisata yang ada, tetapi mereka dapat terjun langsung dalam kegiatan yang ada disitu. Contohnya adalah penangkaran dan penyelamatan penyu di Gili Air di NTB dan Pelabuhan Ratu, juga penyelamatan Elang Jawa di Pulau Seribu. Selain itu, wisata penanaman mangrove di daerah abrasi atau di sekitar Banten Mangrove Center bila itu terwujud juga akan sangat menarik seperti yang sudah dilaksanakan di daerah Kapuk-Angke, Jakarta Utara dan Mangrove Information Center di Bali. Bentuk lainnya adalah transplantasi terumbu karang yang juga telah kita lakukan di beberapa tempat, ini adalah upaya kita untuk menyelamatkan terumbu karang disamping untuk menikmati keindahan bawah air. Dipastikan mereka akan sangat suka dengan kegiatan ini, dan ini juga merupakan usaha bersama kita untuk menyelamatkan alam.


Faktor Pendukung

Berbagai jenis wisata yang kita tawarkan di atas akan semakin menarik bila didukung oleh sarana-parasarana pendukung yaitu ; hotel, restoran, jalan yang mulus, sarana transportasi termasuk kapal wisata, persewaan alat-alat selam, selancar, ski air, speedboat dan semacamnya. Yang tidak boleh ketinggalan juga yaitu berbagai macam cinderamata. Cinderamata yang dimaksud adalah berbagai macam hiasan yang terbuat dari kerang –kerangan, pasir dan bebatuan laut dan semacamnya. Hiasan-hiasan semacam ini akan sangat diminati oleh para wisatawan untuk kenangan maupun oleh-oleh. Dan jangan lupa juga……es kelapanya. Selain akan meramaikan daerah wisata faktor-faktor ini juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Jadi, mari kita jadikan wisata pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai salah satu target kedepan untuk mendukung program wisata Provinsi Banten yang sudah cukup berkembang juga untuk mendukung Visit Indonesia Year 2009 dan seterusnya.*** (Endarto/Staf KP3K-2009)







































MENGELOLA PULAU-PULAU KECIL KITA


MENGELOLA PULAU-PULAU KECIL KITA

Oleh : Endarto S.Pd (Staf KP3K)


Bersamaan dengan diberlakukannya Era Otonomi Daerah di Indonesia, masing –masing Provinsi maupun Kabupaten / Kota saling berlomba menggali potensi daerahnya masing-masing, baik itu dari pajak, pertambangan, pertanian, perikanan, perdagangan, industri, pariwisata dan lain sebagainya. Setelah menjadi daerah otonom mereka dipacu untuk meningkatkan PAD sebanyak-banyaknya, agar daerah cepat maju dan tidak terlalu tergantung dari dana APBN.

Potensi Daerah tidak hanya didapat dari pulau utama, tetapi bagi yang memiliki pulau-pulau kecil juga bisa dikembangkan untuk mendatangkan PAD. Selain untuk tujuan tersebut, sesuai dengan UU No.27 tahun 2007 memang sudah menjadi kewajiban daerah untuk membangun wilayahnya, termasuk pulau-pulau kecil, apalagi ada sebagian warganya yang tinggal di pulau tersebut. Lalu, apa yang bisa dikembangkan disana?


Ada beberapa hal yang bisa kita kembangkan di pulau-pulau kecil, diantaranya adalah :

*      Konservasi

Pulau kecil sebagai kawasan konservasi, misalnya di Provinsi Banten seperti Pulau Panaitan dan Peucang dimana satu paket dengan Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) karena hutannya masih terjaga, mangrove bagus, terumbu karang oke, juga terdapat binatang khas yaitu Badak, Banteng , Kijang, Monyet, dan lainnya. Untuk pulau yang seperti ini harus kita tetapkan menjadi kawasan konservasi agar keberadaannya tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia. Untuk kawasan konservasi ini, di Departemen Kelautan dan Perikanan juga dikembangkan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD).


*      Perikanan
Pulau kecil bisa juga jadi kawasan perikanan, baik itu perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Untuk perikanan tangkap, karena dikelilingi oleh laut rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah nelayan. Pemerintah dapat mengembangkannya dengan membangun dermaga, membantu kapal dan alat tangkap lainnya agar hasil tangkapan mereka meningkat. Untuk perikanan budidaya , penduduk dapat diajari budidaya ikan unggulan seperti kerapu, kepiting bakau, mutiara, rumput laut dan sebagainya. Contoh yang ada di Provinsi Banten adalah Pulau Panjang yang dikembangkan sebagai kawasan budidaya rumput laut.

*      Pariwisata
Pulau yang eksotik, dengan hutan yang terjaga, mangrove yang hijau, terumbu karang yang indah, pantai yang elok terlebih didukung oleh sarana wisata seperti hotel dan restoran, alat transportasi, sarana wisata seperti selam (diving dan snorkeling), speedboat, motorboat dan selancar, apalagi ditambah penduduknya yang ramah akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang.  Pengembangan pulau untuk pariwisata termasuk pilihan utama karena keindahan alami yang ada, sehingga tidak terlalu banyak memoles. Di Indonesia banyak pulau yang telah berkembang menjadi magnet wisata, seperti Kepulauan Seribu, Wakatobi, Kepulauan Raja Empat dan sebagainya. Untuk di Banten kita punya Pulau Umang yang sudah berkembang menjadi tempat wisata andalan Kabupaten Pandeglang.

*      Pertambangan
Pulau-pulau tertentu memiliki bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti aspal di Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Tetapi untuk hal ini kita perlu benar-benar memperhatikan masalah kelestarian lingkungan agar pulau tersebut tidak rusak atau bahkan hilang. Hal ini terjadi seperti di Kepulauan Riau (Pulau Terumbu Daun, Lereh, Tikus, Inggit dan Begonjai) dan Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Pulau Ubi Besar, Ubi Kecil dan Nirwana), dimana semua pulau ini hilang karena penambangan pasir.

*      Pertanian & Peternakan
Pulau-pulau yang tanahnya subur sangat cocok untuk lahan pertanian atau peternakan. Yang penting adalah bahwa dalam pembukaan lahan pertanian tidak terjadi perusakan hutan dan kawasan konservasi secara membabibuta. Pertanian di pulau kecil sangat penting untuk menciptakan ketahanan pangan penduduk terutama pada musim ombak besar dimana mereka tidak bisa membeli bahan makanan ke pulau utama. Untuk Peternakan, di Bali ada Pula Nusa Penida sebagai pemasok babi ke Pulau Bali. Di Banten sendiri ada Pulau Deli yang didalamnya ada Perusahaan yang bergerak dalam penangkaran kera untuk keperluan ekspor.
 

*      Industri
Pulau kecil bisa juga kita jadikan sebagai kawasan industri, misalnya di situ memang tersedia bahan baku industri terkait, atau pulau itu punya letak geografi yang strategis, bisa juga agar aktifitasnya  tidak mengganggu penduduk di  pulau utama. Untuk hal ini, contoh yang paling menonjol adalah  Pulau Batam yang menjadi salah satu kawasan industri utama di Indonesia. Pulau Batam sebagai kawasan industri merupakan gagasan B J. Habiebie karena letaknya yang strategis yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Di Banten ada Pulau Panjang  yang didalamnya walaupun masih dalam skala rumah tangga ada industri dodol rumput laut dan sejenisnya.
     
*      Pendidikan dan Penelitian
Pulau kecil juga bisa sebagai tempat penelitian, misalnya pulau yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi seperti Panaitan, Peucang, Pulau Burung dan sebagainya. Banyak kalangan peneliti, pelajar dan mahasiswa yang ingin meneliti berbagai jenis flora dan fauna di sana. Kita juga punya gugusan Gunung Krakatau yang menarik para peneliti dari berbagai Negara karena letusannya yang fenomenal pada tahun 1883.

*      Petahanan Keamanan
Pulau kecil juga bisa difungsikan untuk tujuan pertahanan dan keamanan, misalnya untuk tempat latihan militer. Bisa juga sebagai pangkalan militer atau pos pertahanan, ini terutama adalah pada pulau-pulau terluar yang kita miliki. Hal ini penting agar negara lain tidak seenaknya sendiri beraktifitas di wilayah kita, atau bahkan merebut wilayah kita seperti kasus Sipadan dan Ligitan yang jatuh ke tangan Malaysia. Di Banten kita punya Pulau Deli sebagai pulau terluar yang harus kita beri perhatian khusus, missal kita bina penduduknya, kita bangun infrastrukturnya termasuk yang terpenting kita bangun pos militer disana.


Demikianlah cara-cara pengelolaan, peruntukan, dan pemanfaatan  pulau-pulau kecil yang kita miliki. Hal ini penting agar pulau-pulau kita lestari, penduduknya terperhatikan sehingga dapat berkembang sebagaimana wilayah yang ada di pulau utama. Sebagai Dinas yang mengurusi pulau-pulau kecil kita juga harus proaktif dalam hal ini mengingat kita memiliki pulau-pulau kecil yang cukup banyak, baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni.***2009